Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh The Associated Press (AP) dan Deloitte menunjukan, permintaan berita video online semakin meningkat. Masyarakat pengguna internet Asia, termasuk di Indonesia pun memiliki karakter yang beragam dibanding negara barat dalam mengakses konten tersebut.
Laporan yang berjudul “Tinggal Landas: Era baru berita video di Asia” ini didasari oleh survei terhadap 4.500 responden populasi online yang berasal dari Indonesia, Cina, dan Jepang. ““Laporan kami mengambil penelitian di tiga pasar yang sangat berbeda untuk memahami bagaimana saluran berita online bisa tampil menonjol di Asia,” kata Maria Ronson, vice president of sales for Asia di AP, dalam siaran pers yang diterima Jagat Review.
Pihaknya menemukan, di kebanyakan negara-negara Asia, konten video begitu penting bagi perusahaan media untuk menonjolkan diri di tengah ramainya pasar online. Sebanyak 93 persen pengguna video online di Indonesia menyatakan, dengan hadirnya konten video online, maka website berita yang dikunjunginya dapat lebih menarik. Dari angka itu, 93 persennya mengakui, video online dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sebuah berita.
Kendati demikian, penelitian ini juga mengungkapkan, apa yang menjadi penghambat bagi pemirsa dalam menonton konten video berita online. Di Indonesia, 41 persen responden mempertimbangkan untuk tidak menonton konten video karena koneksi internetnya yang lamban. Sementara 39 responden di Cina dan Jepang, di antara mereka mengakui, tidak banyaknya topik konten video berita online yang menarik untuk ditonton, dibandingkan dengan 19 persen di Indonesia.
“Di Asia, media sosial telah menjadi sumber utama dari berita terkini bagi populasi online. Di antara negara-negara yang disurvei, tren paling kuat berada di Indonesia, di mana 18 persen responden terlihat berbagi, berdiskusi, dan memverifikasi berita di antara rekan-rekan mereka,” kata AP.
Dari kelompok yang AP survei di Indonesia, sebagian besar berasal dari konsumen perkotaan yang lebih makmur. Sebanyak 51 persen menggunakan ponsel pintar dan 24 persen menggunakan tablet untuk mengakses video berita online. Sebagai perbandingan, pengguna tablet di Jepang cenderung menonton berita video secara online tiap hari dua kali lipat lebih sering dibandingkan dengan pemilik ponsel pintar. Sementara Cina rata-rata hanya dua hingga tiga kali dalam seminggu.
AP menambahkan, rata-rata konsumen di Indonesia menggunakan empat hingga lima sumber website media online untuk mendalami satu berita atau peristiwa. Sebaliknya, negara lain seperti di Inggris hanya menggunakan dua website media online saja. “Keinginan untuk memverifikasi berita dengan menggunakan beberapa sumber berita adalah yang terbanyak di kalangan kelompok sosial-ekonomi yang lebih tinggi, hal mana menunjukkan bahwa seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatan (pembaca),” imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment