Operator seluler di seluruh dunia dinilai telah gagal dalam
mengantisipasi kemampuan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat
(NSA)dalam menyadap pelanggan mereka sejak 2008 silam. Kelalaian inilah
yang juga membuat sejumlah pejabat pemerintah di tanah air, termasuk
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi korban penyadapan seluler dari
Asing.
Karsten Nohl, kepala ilmuwan dari Berlin Security Research Labs
mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah masalah keamanan yang ada di
operator seluler di seluruh dunia. Ironinya, meski ada langkah perbaikan
teknologi keamanan data, namun nyatanya, teknologi yang digunakan masih
lah minim.
Lebih lanjut Nohl menjelaskan, peretas maupun badan mata-mata asing
dengan mudahnya meng-kloning dan mengambil alih sejumlah kartu SIM
tertentu yang digunakan pelanggan operator. Baginya, penyadapan ini
murni suatu kelalaian, bukan keterlibatan antara operator dengan pihak
luar, seperti rumor yang beredar saat ini.
“Saya tidak ingin percaya terhadap konspirasi di semua operator
jaringan di seluruh dunia. Saya pikir, itu merupakan kelalaian suatu
individu. Mereka terlalu memprioritaskan pada kecepatan jaringan dan
jangkauan jaringan, namun tidak untuk keamanan,” ungkap Nohl, dilansir
dari kantor berita Reuters.
Dirinya menemukan sejumlah masalah itu sewaktu bekerja dalam sebuah
proyek bernama GSM Security Map, program yang mengevaluasi keamanan
operator seluler di seluruh dunia. Dari hasil survei yang dilakukan
proyek tersebut, tak ada satu pun operator yang telah menerapkan
langkah-langkah menggagalkan metode penyadapan yang dilakukan NSA.
“Kembali seperti apa yang saya katakan. Sebagian besar operator
seluler hanya tertuju pada gejala penyadapan, bukan akar penyebabnya.
Kami sebagai peneliti tidak boleh menyerah begitu saja,” tandasnya
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment