Meski belum banyak beredar, perangkat wearable, seperti kaca mata dan
jam tangan dengan embel-embel ‘pintar’, diakui cukup menarik banyak
peminat orang Inggris dan Amerika Serikat. Namun satu hambatannnya bila
perangkat mulai menjamur peredarannya, menurut survei terbaru yang
dilakukan GfK, yakni masalah harga.
GfK melihat, adanya minat
konsumen tinggi terhadap perangkat tersebut. Namun, pihaknya
memperingatkan vendor, sebaiknya mampu memberikan harga yang murah bila
perangkat wearable-nya ingin menjadi suatu tren atau mainstream untuk
dimiliki, saat mulai banyak tersedia di pasaran.
Berdasarkan dari 1.600 orang Inggris dan AS yang disurvei, hanya 6
persen responden yang saat ini telah memiliki perangkat wearable,
termasuk jam tangan cerdas Nike FuelBand. Enam dari 10 umumnya menyukai
ide jam tangan pintar yang dapat terhubung ke perangkat lain, sementara
empat dari 10 mengungkapkan ketertarikannya dengan ide Google Glass.
Rasa tertarik dengan ide futuristik yang ditawarkan wearable device
bukan berarti, mereka benar-benar akan membelinya. GfK menemukan, hanya
12 persen dari mereka yang berniat membeli satu perangkat tersebut untuk
kisaran harga antara £150 – £200 (Rp 2,3 juta – Rp 3 juta). Sementara
untuk kisaran £400 (Rp 6 juta) – £600 (Rp 9,2 juta) hanya sebesar 7
persen saja. Faktor harga lah memang cukup menentukan, apakah
ketertarikan mereka benar-benar dibuktikan dengan membeli berbagai jenis
perangkat wearable tersebut.
“Penelitian kami menunjukan, harga saat ini telah menjadi penghalang
dalam membatasi teknologi wearable,. Sehingga, kesadaran dan
ketertarikan konsumen pasti ada. Kita pun masih menunggu peluncuran
perangkat teknologi wearable yang mendapat predikat ‘harus dimiliki’
pada Natal 2013 nanti,” ujar peneliti di GfK, Johanna Martin, seperti
dikutip dari The Guardian.
Sebenarnya, ini masih terlalu dini untuk membuat semacam penilaian
dalam sekejap mengenai harga dan popularitas perangkat wearable yang
belum banyak menjamur. Kacamata pintar Google Glass yang paling
diantisipasi publik pun hingga kini belum dilepas massal ke pasaran.
Sementara itu, jam tangan pintar yang sudah mulai hadir, seperti
Peble, Galaxy Gear, dan Sony SmartWatch 2 masih merupakan produk baru di
pasar. Ketiganya pun masih belum bisa menjadi “gadget mainstream” dan
malah bisa dikatakan sebagai produk premium.
Kendati demikian, periset pasar teknologi, seperti Juniper Research
malah punya pandangan lain mengenai pasar perangkat tersebut. Mereka
memprediksikan, nilai pasar wearable device akan mencapai US$ 19 miliar
pada 2018 mendatang. Sementara itu menurut riset Berg Insight,
pengiriman perangkat wearable bisa mencapai 64 juta unit pada 2017.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment